http://asysyariah.com/imam-mahdi-adalah-keturunan-nabi.html
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin)
Dari Abdullah (yakni bin Mas’ud z, pent.) berkata: Rasulullah n bersabda:
“Tidak akan sirna (berakhir) dunia ini sampai ada seorang laki–laki dari keluargaku yang akan memimpin bangsa Arab, namanya sesuai dengan namaku.”
1 Hadits ini dilemahkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani v. Lihat Sunan Abu Dawud no. 4290 (cet. Maktabah Al-Maarif) dan Al-Misykah no. 5458.
Dari Abdullah (yakni bin Mas’ud z, pent.) berkata: Rasulullah n bersabda:
“Tidak akan sirna (berakhir) dunia ini sampai ada seorang laki–laki dari keluargaku yang akan memimpin bangsa Arab, namanya sesuai dengan namaku.”
Hadits di atas diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud t no. 4282, lihat Sunan
Abu Dawud ta’liq Asy-Syaikh Albani t (cet. Maktabah Al-Ma’arif), dan Al-Imam
At–Tirmidzi t no. 2156, lihat Mausu’atul Haditsisy Syarif Al-Kutubut Tis’ah (CD
Program).
Hadits ini merupakan potongan dari sebuah hadits yang selengkapnya adalah
sebagai berikut:
Dari Abdullah dari Nabi n:
“Kalau saja tidak tersisa dari dunia ini kecuali sehari saja, (Za`idah
berkata dalam haditsnya) sungguh Allah akan memanjangkan hari tersebut sampai
Allah mengutus kepadanya seorang laki-laki dari keturunanku atau dari
keluargaku. Namanya sesuai dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama
ayahku.”
Terdapat tambahan pada hadits Fithr: “Yang akan memenuhi dunia dengan
keadilan sebagaimana (sebelumnya) dunia telah dipenuhi dengan kedzaliman dan
kelaliman.”
Dan berkata pada hadits Sufyan: “Tidak akan berakhir dunia ini sampai ada
seorang dari keluargaku yang akan memimpin bangsa Arab, namanya sesuai dengan
namaku.”
Abu Dawud mengatakan: “Lafadz (hadits) dari jalan ‘Umar dan Abu Bakr
semakna dengan jalan yang berasal dari Sufyan dan dalam hal ini hanya saja Abu
Bakr tidak mengatakan/menyebutkan: lafadz
Jalur Periwayatan
Pada Sunan Abu Dawud, beliau t meriwayatkan hadits ini dari jalan ‘Umar bin
‘Ubaid bin Abi Umayyah Ath-Thanafisi Abu Hafsh Al-Kufi, Abu Bakr bin ‘Ayyasy bin
Salim Al-Asadi Al-Kufi, Sufyan bin Sa’id Ats-Tsauri Abu Abdillah Al-Kufi,
Za`idah bin Qudamah Ats-Tsaqafi Abu Ash-Shalt Al-Kufi, dan Fithr bin Khalifah
Al-Makhzumi Abu Bakr Al-Hanath Al-Kufi.
Semuanya meriwayatkan dari ‘Ashim bin Abi An-Najud (Bahdalah) Al-Asadi Abu
Bakr Al-Muqri` Al-Kufi, dari Zirr bin Hubais Al-Asadi Abu Maryam Al-Kufi, dari
Abdullah bin Mas’ud z, dari Nabi n dengan kedudukan sanad hasan shahih. (Lihat
Sunan Abi Dawud tashih Asy-Syaikh Albani t cet. Maktabah Al-Maarif)
Diagram Periwayatan
Setelah memaparkan riwayat di atas, Abu Dawud mengatakan: “Lafadz hadits
‘Umar bin ‘Ubaid dan Abu Bakr bin ‘Ayyasy semakna dengan lafadz hadits Sufyan
bin Sa’id. Hanya saja, Abu Bakr tidak menyebutkan kata العَرَبَ (bangsa Arab).”
Kemudian beliau menyebutkan riwayat yang semakna dari sahabat ‘Ali bin Abi
Thalib z, Ummu Salamah x (dengan sanad
shahih, pent.) dan Abu Sa’id Al-Khudri z (dengan sanad hasan, pent.)
Adapun dalam Sunan At-Tirmidzi, beliau meriwayatkan dari jalan Sufyan
Ats-Tsauri, dari ‘Ashim bin Bahdalah, dari Zirr bin Hubaisy, dari Abdullah bin
Mas’ud, dengan lafadz: “Tidak akan berakhir dunia ini sampai seorang laki-laki
dari keluargaku yang akan memimpin bangsa Arab, namanya serupa dengan
namaku.”
Abu Isa At-Tirmidzi v berkata: “Pada bab ini terdapat riwayat dari sahabat
yang lain, seperti ‘Ali bin Abi Thalib, Abu Sa’id Al-Khudri, Ummu Salamah, dan
Abu Hurairah g. Dan Al-Imam At-Tirmidzi v berkata bahwa hadits ini hasan
shahih.
Kemudian dari jalan Sufyan bin ‘Uyainah, dari ‘Ashim bin Bahdalah, dari
Zirr bin Hubaisy, dari Abdullah bin Mas’ud dengan lafadz: “Akan memimpin seorang
laki-laki dari keluargaku, namanya serupa denganku.”
Kemudian terdapat riwayat dari ‘Ashim bin Bahdalah, ia berkata: Abu Shalih
telah mengabarkan kepada kami, dari Abu Hurairah z dengan lafadz: “Kalau saja
tidak tersisa dari dunia ini kecuali sehari saja, sungguh Allah akan
memanjangkan hari tersebut sampai seorang laki-laki dari keluargaku
memimpin.”
Abu Isa At-Tirmidzi v berkata: “Hadits ini hasan shahih.” (Lihat CD Program
Kutubut Tis’ah)
Penjelasan Hadits
- Abdullah dalam hadits ini adalah Abdullah bin Mas’ud z, sebagaimana
disebutkan oleh Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan
At-Tirmidzi.
- Makna ucapan Nabi n:
“Hingga diutus padanya seorang laki–laki dari keturunanku atau dari
keluargaku.”
Dia adalah Al-Mahdi, keturunan dari Fathimah x seperti yang tersebut dalam
hadits Ummu Salamah x, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah n bersabda:
“Al-Mahdi berasal dari keturunanku, keturunan dari Fathimah.” (HR. Abu
Dawud no. 4284, At-Tirmidzi, Ibnu Majah no. 4086)
- Muncul perselisihan, apakah Al-Mahdi itu anak keturunan dari Al-Hasan
ataukah anak keturunan dari Al-Husain.
Al-Qari` dalam bukunya Al-Mirqah (seperti yang tersebut dalam ‘Aunul Ma’bud
Syarhu Sunani Abi Dawud) berkata: “Yang mungkin dalam hal ini adalah
menggabungkan antara dua nisbah, Hasan dan Husain. Yaitu, dari sisi ayah ia anak
keturunan Hasan, dari sisi ibu ia anak keturunan Husain. Hal ini sebagai bentuk
pengkiasan terhadap perkara yang terjadi pada kedua anak Ibrahim q yaitu Isma’il
q dan Ishaq q, di mana para nabi dari Bani Israil semuanya dari anak keturunan
Ishaq q. Adapun Nabi kita Muhammad n dari anak keturunan Isma’il q. Kemudian
beliau (n) menduduki suatu tempat yang mewakili segenap para nabi yang berasal
dari keturunan Ishaq. Dan inilah sebaik-baik (kedudukan) sebagai pengganti.
Beliau n pun menjadi penutup para nabi.
Demikian pula, tatkala nampak atau muncul banyaknya para pemimpin dan para
pembesar umat dari anak-anak keturunan Husain, maka Allah l gantikan kepada
Hasan dengan dianugerahkan baginya seorang anak yang menjadi penutup para wali,
dan menduduki tempat yang mewakili segenap orang-orang pilihan yang berasal dari
keturunan Husain.
Pendapat lain mengatakan, tatkala beliau mengundurkan diri dari
kekhalifahan, Allah n anugerahkan kepada beliau tanda kekuasaan yang menyeluruh.
Maka sisi keserasiannya secara menyeluruh adalah nisbah ke-Imam Mahdi-an
disetarakan dengan kenabian. Dan keduanya sepakat untuk menjunjung tinggi
kalimat millah nabawiyyah (agama seluruh para nabi).
Dan yang lebih memperjelas dari perkara ini adalah hadits ‘Ali bin Abi
Thalib z dari jalan Abu Ishaq, ia berkata: ‘Ali bin Abi Thalib berkata –sambil
melihat kepada putranya Al-Hasan–: “Sesungguhnya anakku ini sayyid (pemuka),
sebagaimana yang Rasulullah n telah menamainya. Dan akan lahir dari keturunannya
seorang laki-laki yang akan dinamai seperti nama nabi kalian. Ia menyerupai nabi
kalian dalam hal fisik, namun berbeda dalam hal sifat.’ Kemudian beliau
mengisahkan bahwa ia akan memenuhi dunia dengan keadilan. (Lihat ‘Aunul Ma’bud
Syarhu Sunani Abi Dawud, CD Program dalam Mausu’atul Haditsisy Syarif Al-Kutubut
Tis’ah)
Walaupun hadits ini lemah, namun terdapat hadits-hadits shahih yang
menunjukkan keutamaan Al-Hasan di atas keutamaan Al-Husain. Di antaranya:
“Anakku ini adalah sayyid (pemuka) dan semoga Allah akan mendamaikan
dengannya dua kelompok dari kalangan muslimin.” (HR. Al-Bukhari no. 3746 dari
Abu Bakrah z)
Makna ucapan Nabi: Artinya, namanya sesuai dengan namaku, yaitu Muhammad
bin Abdillah. Pada kalimat ini terdapat bantahan yang jelas terhadap kaum Syi’ah
Rafidhah dari sekte Al-Imamiyyah atau Itsna Atsariyyah yang berpendapat bahwa
orang yang ditunggu (Al-Mahdi Al-Muntazhar) ialah Muhammad bin Al-Hasan
Al-‘Askari.
Makna ucapan Nabi: artinya tidak akan musnah atau binasa (berakhir).
Adapun makna ucapan: artinya akan memimpin bangsa Arab. Dikhususkan
penyebutan bangsa Arab, karena mereka yang menjadi asal mula keturunan manusia
dan yang paling mulia.
Hadits di atas menyebutkan bahwa munculnya Al-Imam Al-Mahdi sebagai salah
satu tanda hari kiamat, seperti yang disebutkan oleh Al-Khathib At-Tibrizi
Muhammad bin Abdillah dalam kitabnya Misykatul Mashabih, bab Asyrathus Sa’ah
Al-Fashlu Ats-Tsani no. hadits 5452.
Hadits di atas juga menerangkan dengan jelas bahwa Al-Imam Al-Mahdi yang
akan muncul ialah seorang laki-laki keturunan Rasulullah n atau dari keluarga
beliau, yaitu dari keturunan Fathimah dari keturunan Hasan. Namanya dan nama
ayahnya sama dengan nama dan nama ayah Rasulullah n. Ia menyerupai Rasulullah n
dari sisi fisik, namun tidak sama dalam sifat. Wallahu a’lam.
Beberapa Hadits Dhaif tentang Al-Mahdi
Dari Ummu Salamah, istri Nabi n dari Nabi, beliau bersabda:
“Akan terjadi perselisihan saat wafatnya seorang khalifah, maka keluarlah
seorang laki-laki dari penduduk Madinah melarikan diri ke Makkah. Kemudian
manusia dari penduduk Makkah mendatanginya dan mengeluarkan dari tempatnya.
Kemudian mereka pun membai’atnya di suatu tempat di antara rukun Ka’bah (Hajar
Aswad) dan Maqam Ibrahim, sedangkan ia membenci hal itu. Setelah itu dikirimlah
pasukan dari Syam (untuk menyerangnya), namun pasukan itu dibinasakan oleh Allah
di antara Makkah dan Madinah. Ketika manusia melihat hal itu, maka ia didatangi
oleh pemuka-pemuka negeri Syam dan Iraq untuk membai’atnya. Tidak lama kemudian
muncullah seorang laki-laki dari kaum Quraisy yang didukung oleh paman-pamannya
yang gigih. Akhirnya laki-laki itu mengalahkan khalifah tersebut. Itulah pasukan
yang tangguh. Dan sungguh merugilah bagi mereka yang tidak sempat turut serta
dengannya. Laki-laki itu membagi-bagikan ghanimah serta mempraktikkan Sunnah
Nabinya dan meneguhkan Islam di muka bumi. Hal itu berlangsung selama tujuh
tahun, hingga akhirnya ia meninggal dan dishalati oleh kaum muslimin. Abu Dawud
berkata: Sebagian (perawi) dari Hisyam berkata: “Sembilan tahun.” Sebagian lagi
berkata: “Tujuh tahun.” (Lihat Adh-Dha’ifah no. 1965)
‘Ali berkata –sembari ia melihat kepada anaknya, yakni Hasan– lalu berkata:
“Sesungguhnya anakku ini adalah pemuka, sebagaimana Nabi n menamainya. Dan akan
lahir dari keturunannya seorang laki-laki yang dinamai seperti nama Nabi kalian.
Ia menyerupai wajah Nabi kalian, namun berbeda dalam sifatnya.” Lalu ia
menyebutkan sebuah kisah bahwa ia akan memenuhi bumi dengan keadilan. (lihat
Al-Misykah no. 5462)1
Dari Hilal bin ‘Amr, aku telah mendengar Ali z berkata, berkata Nabi n:
“Akan keluar dari negara yang berada di belakang sungai seorang yang bernama
Al-Harits bin Harrats, yang berada di depan seorang yang bernama Manshur. Ia
mengukuhkan keluarga Nabi Muhammad n sebagaimana suku Quraisy memberikan
kedudukan kepada Rasulullah n. Wajib bagi setiap mukmin menolongnya –atau ia
berkata: menaatinya–.” (Lihat Al-Misykah no. 5458)
Wal ‘ilmu ‘indallah wa fauqa kulli dzi ‘ilmin ‘alim. (Ilmunya ada di sisi
Allah, dan di atas setiap orang yang berilmu, masih ada orang yang lebih
berilmu.)
1 Hadits ini dilemahkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani v. Lihat Sunan Abu Dawud no. 4290 (cet. Maktabah Al-Maarif) dan Al-Misykah no. 5458.
No comments :
Post a Comment